Surat asy-Syaikh Ibnu 'Abdil Wahhab kepada Penduduk Maghrib Berisi Penjelasan tentang Tauhid dan Syirik
Beliau — semoga Allah mensucikan ruhnya dan menerangi kuburnya — juga memiliki surat kepada penduduk Maghrib, berikut ini teksnya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, serta bertobat kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami, dan dari keburukan amal perbuatan kami.
Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk; dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah mendapat petunjuk. Sedang barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah sesat, dan ia tidak akan membahayakan selain dirinya sendiri, dan ia tidak akan membahayakan Allah sedikit pun.
Semoga selawat dan salam serta keberkahan Allah senantiasa tercurah kepada Muhammad, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dengan limpah.
Adapun kemudian;
Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku, aku menyeru kepada Allah dengan ilmu yang nyata, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.'" [QS. Yusuf: 108]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.'" [QS. Ali Imran: 31]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
"Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." [QS. al-Hasyr: 7]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الأِسْلامَ دِيناً
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu." [QS. al-Ma'idah: 3]
Maka Allah Subhanahu memberitakan bahwa Dia telah menyempurnakan agama dan mencukupkannya melalui lisan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dia memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada apa yang diturunkan kepada kita dari Rabb kita, dan meninggalkan bidah, perpecahan, dan perselisihan, maka Allah Ta'ala berfirman,
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." [QS. al-A'raf: 3]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah, dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa." [QS. al-An'am: 153]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah memberitakan bahwa umatnya akan mengikuti jejak umat-umat sebelum mereka, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.
Telah valid dalam Shahihain dan selain keduanya dari beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
"Sungguh kalian akan mengikuti sunah (jalan) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian akan memasukinya pula."
Mereka bertanya,
"Wahai Rasulullah, (apakah yang engkau maksud) Yahudi dan Nasrani?"
Beliau menjawab,
"Lalu siapa lagi?"
Dan beliau memberitakan dalam hadis lain,
"Bahwa umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka selain satu golongan."
Mereka bertanya,
"Siapakah golongan yang satu itu wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab,
"Orang yang berada di atas apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya pada hari ini."
Jika hal ini telah diketahui, maka jelaslah apa yang telah merata menimpa manusia berupa kejadian-kejadian besar. Yang paling besar di antaranya adalah menyekutukan Allah dan menghadap kepada orang-orang yang telah meninggal serta meminta kepada mereka kemenangan atas musuh, menunaikan hajat (kebutuhan), dan menghilangkan kesusahan, yang tidak mampu melakukannya selain Rabb bumi dan langit. Demikian pula mendekatkan diri kepada mereka dengan nazar, menyembelih kurban, dan meminta pertolongan kepada mereka dalam menghilangkan kesulitan, dan mendatangkan manfaat, dan selain itu dari berbagai jenis ibadah yang tidak layak dilakukan selain untuk Allah. Mempersembahkan sebagian jenis ibadah kepada selain Allah sama seperti mempersembahkan seluruhnya karena Dia Subhanahu wa Ta'ala Maha Kaya dari sekutu dalam kesyirikan dan tidak menerima amal selain yang murni, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصاً لَهُ الدِّينَ أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah (hanya) kepada-Nya. Ingatlah, hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), 'Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.' Sungguh, Allah akan memberi keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang pendusta dan sangat ingkar." [QS. az-Zumar: 2-3]
Maka Allah Subhanahu memberitakan bahwa Dia tidak meridai dari agama selain apa yang murni karena wajah-Nya; dan Dia memberitakan bahwa orang-orang musyrik menyeru para malaikat, para nabi, dan orang-orang saleh, agar mereka mendekatkan mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, dan memberikan syafaat bagi mereka di sisi-Nya.
Dia memberitakan bahwa Dia tidak memberi petunjuk kepada orang yang pendusta dan sangat ingkar, maka Dia mendustakan mereka dalam klaim ini dan mengafirkan mereka, lalu berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang pendusta dan sangat ingkar." [QS. az-Zumar: 3]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Dan mereka menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana bagi mereka dan tidak (pula) mendatangkan manfaat, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafaat kami di sisi Allah.' Katakanlah (Muhammad), 'Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah apa yang tidak Dia ketahui di langit dan di bumi? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.'" [QS. Yunus: 18]
Maka Dia memberitakan bahwa barang siapa menjadikan antara dirinya dan Allah perantara-perantara, lalu ia meminta syafaat kepada mereka, maka ia telah menyembah mereka dan menyekutukan Allah dengan mereka, dan hal itu karena syafaat seluruhnya milik Allah, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعاً
"Katakanlah, 'Hanya milik Allah syafa'at itu semuanya.'" [QS. az-Zumar: 44]
Maka tidak ada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya selain dengan izin-Nya, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
"Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya." [QS. al-Baqarah: 255]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
يَوْمَئِذٍ لا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلاَّ مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلاً
"Pada hari itu syafaat tidak berguna selain (syafaat dari) orang yang telah diberi izin oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, dan Dia meridai perkataannya." [QS. Thaha: 109]
Dan Dia Subhanahu wa Ta'ala tidak meridai selain tauhid, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
وَلا يَشْفَعُونَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضَى
"Dan mereka tidak memberi syafaat selain kepada orang yang diridhai (Allah)." [QS. al-Anbiya': 28]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلاَّ لِمَنْ أَذِنَ لَهُ
"Katakanlah (Muhammad), 'Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah. Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai andil dalam (penciptaan) keduanya, dan tidak ada di antara mereka yang menjadi penolong bagi-Nya. Dan tidak berguna syafaat di sisi-Nya kecuali bagi orang yang telah diizinkan-Nya.'" [QS. Saba': 22-23]
Maka syafaat itu benar adanya, dan tidak diminta di dunia ini selain kepada Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah siapa pun di dalamnya bersama Allah." [QS. al-Jin: 18]
Dan firman-Nya,
وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذاً مِنَ الظَّالِمِينَ
"Dan janganlah engkau menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat kepadamu dan tidak (pula) memberi mudharat. Jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang zalim." [QS. Yunus: 106]
Maka jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang merupakan penghulu para pemberi syafaat, dan pemilik maqam mahmud (kedudukan terpuji), dan Adam serta seluruh makhluk di bawahnya berada di bawah benderanya, tidak memberi syafaat selain dengan izin Allah, tidak memberi syafaat secara langsung, bahkan, "Beliau datang lalu bersujud, kemudian memuji-Nya dengan pujian-pujian yang Dia ajarkan kepadanya, kemudian dikatakan, 'Angkatlah kepalamu dan berkatalah, engkau akan didengar, dan mintalah, engkau akan diberi, dan berilah syafaat, engkau akan diberi syafaat.' Kemudian ditetapkan baginya batasan (jumlah orang yang diberi syafaat), lalu beliau memasukkan mereka ke dalam surga," maka bagaimana dengan selain beliau dari kalangan para nabi dan para wali?!
Apa yang kami sebutkan ini tidak ada seorang pun dari kalangan ulama muslimin yang menyelisihi, bahkan telah disepakati oleh Salafush Shalih, dari kalangan sahabat, tabiin, para imam yang empat, dan selain mereka yang menempuh jalan mereka, dan mengikuti manhaj (metode) mereka.
Adapun apa yang terjadi berupa permintaan syafaat kepada para nabi dan para wali setelah kematian mereka dan pengagungan kuburan mereka dengan membangun kubah di atasnya, memasang lentera, salat di sisinya, menjadikannya sebagai hari raya, dan mengangkat juru kunci, serta bernazar untuknya, maka semua itu termasuk kejadian-kejadian baru, yang dikabarkan akan terjadinya oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau memperingatkan darinya, sebagaimana dalam hadis dari beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
"Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga sebagian umatku menyusul orang-orang musyrik dan hingga sekelompok besar dari umatku menyembah berhala."
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjaga sisi tauhid dengan penjagaan yang sangat besar dan menutup setiap jalan yang mengarah kepada syirik, maka beliau melarang untuk menembok kuburan dan membangun di atasnya, sebagaimana telah valid dalam Shahih Muslim, dari hadis Jabir.
Telah valid pula di dalamnya hadis,
"Bahwa beliau mengutus Ali bin Abi Thalib — semoga Allah meridainya — dan memerintahkannya agar tidak meninggalkan kuburan yang ditinggikan, kecuali meratakannya, dan tidak pula patung, kecuali menghancurkannya."
Oleh karena itu, tidak hanya satu ulama yang mengatakan akan wajib menghancurkan kubah-kubah yang dibangun di atas kuburan karena ia didirikan di atas kemaksiatan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Inilah yang membuat terjadinya perselisihan, antara kami dan masyarakat, hingga akhirnya mereka mengafirkan kami, memerangi kami, dan menghalalkan darah dan harta kami, hingga Allah menolong kami atas mereka, dan kami mengalahkan mereka.
Inilah yang kami dakwahkan kepada manusia dan kami perangi mereka karenanya, setelah kami menegakkan hujah atas mereka, dari Kitab Allah dan sunah Rasul-Nya, serta ijmak Salafush Shalih, dari kalangan para imam, dalam rangka melaksanakan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala,
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ
"Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama itu seluruhnya menjadi milik Allah." [QS. al-Anfal: 39]
Barang siapa tidak menerima dakwah dengan hujah dan penjelasan, maka kami memeranginya dengan pedang dan tombak, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
"Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya meskipun Dia tidak melihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa." [QS. al-Hadid: 25]
Kami menyeru manusia untuk menegakkan salat berjamaah, sesuai dengan cara yang disyariatkan, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji ke Baitullah al-Haram, serta kami memerintahkan kepada yang makruf (baik), dan melarang dari yang mungkar (buruk), sebagaimana firman Allah Ta'ala,
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأُمُورِ
"(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kekuasaan di bumi, mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." [QS. al-Hajj: 41]
Inilah yang kami yakini dan kami beribadah kepada Allah dengannya. Barang siapa mengamalkan hal ini, maka ia adalah saudara muslim kami. Ia memiliki hak sebagaimana hak kami dan ia memiliki kewajiban sebagaimana kewajiban kami.
Kami juga meyakini bahwa umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengikuti sunah beliau, tidak akan bersepakat di atas kesesatan, dan bahwa akan senantiasa ada sekelompok dari umat beliau yang berada di atas kebenaran dan mendapat pertolongan, tidak membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka, dan tidak pula orang yang menyelisihi mereka, hingga datang perintah Allah, dan mereka tetap dalam keadaan demikian.
Semoga selawat Allah senantiasa tercurah kepada Muhammad.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar