Hubungan antara Iman dan Islam
Beliau juga ditanya tentang iman dan Islam, apakah keduanya satu jenis? Atau dua jenis?
Beliau menjawab:
Para ulama menyebutkan bahwa Islam jika disebutkan sendiri, maka iman termasuk di dalamnya, seperti firman-Nya,
فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا
"Kemudian jika mereka masuk Islam, sungguh mereka telah mendapat petunjuk." [QS. Ali 'Imran: 20]
Demikian pula iman jika disebutkan sendiri, seperti firman-Nya tentang surga,
أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ
"Disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya." [QS. al-Hadid: 21]
Maka, Islam tercakup di dalamnya.
Sedang jika keduanya disebutkan bersamaan seperti firman-Nya,
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
"Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin," [QS. al-Ahzab: 35]
Maka, Islam adalah amalan-amalan yang tampak, sedang iman adalah amalan-amalan batin, sebagaimana dalam hadits,
"Islam itu tampak dan iman itu di hati."
Dan sabda beliau dalam hadis, "Keluarkanlah dari neraka orang yang di hatinya," dan seterusnya, sesuai dengan apa yang telah aku sebutkan, karena iman lebih tinggi daripada Islam, maka seseorang dikeluarkan dari iman menuju Islam yang bermanfaat baginya, meskipun ia memiliki kekurangan, sebagaimana dalam ayat Surat al-Hujurat, dan di dalamnya,
وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئاً
"Dan jika kamu menaati Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu." [QS. al-Hujurat: 14]
Hakikatnya adalah iman pasti melazimkan Islam, sedang Islam terkadang melazimkan iman, dan terkadang tidak melazimkannya.
Adapun sabda beliau, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga..." dan seterusnya, maka ditafsirkan bahwa yang dimaksud adalah meyakini hal itu dengan hati dan mengamalkan keyakinan tersebut. Jika di hati terdapat kebalikannya dan membencinya dan perkataan serta perbuatan sesuai dengan perintah yang terpuji, maka itulah yang dimaksud.
Beliau juga menyebutkan, dalam iman kepada Allah dan iman kepada para rasul, bahwa di sini ada tujuan dan perantara. Adapun tujuan, maka ia adalah iman kepada Allah, sedang perantara, maka ia adalah iman kepada para rasul. Iman kepada Allah seperti air dan iman kepada para rasul seperti timba dan tali.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar