Jenis-Jenis Tauhid
Tauhid itu ada dua macam, yaitu tauhid Rububiyyah dan tauhid Uluhiyyah.
Tauhid Rububiyyah adalah tauhid yang diakui oleh orang-orang kafir, namun pengakuan itu tidak menjadikan mereka menjadi muslim, yaitu pengakuan bahwasanya Allah adalah Sang Pencipta, Sang Pemberi Rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, dan Yang Mengatur segala urusan.
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ
"Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab, 'Allah.' Maka katakanlah, 'Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?'" [QS. Yunus: 31]
Sedang tauhid Uluhiyyah adalah memurnikan (mengikhlaskan) seluruh ibadah dengan segala jenisnya hanya untuk Allah. Tidak boleh berdoa (memohon) selain kepada Allah, tidak boleh berharap selain kepada-Nya, tidak boleh memohon pertolongan (istigasah) selain kepada-Nya, dan tidak boleh bertawakal selain kepada-Nya. Dalilnya adalah ayat-ayat yang mulia (dalam al-Qur'an). Tidak boleh bernazar selain untuk-Nya dan tidak boleh menyembelih kurban (sebagai bentuk pendekatan diri) selain hanya untuk-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dalilnya adalah ayat-ayat yang mulia (dalam al-Qur'an). Inilah makna "Laa ilaaha illallah" karena al-Ilah adalah al-Ma’luh (Yang dituju dengan kecintaan dan pengagungan) dan al-Ma’bud (Yang disembah/diibadahi).
Barang siapa menjadikan Allah sebagai ilah (sesembahan)-nya semata dan beribadah kepada-Nya tanpa (menyembah) selain-Nya dari kalangan makhluk, maka dialah orang yang mendapat petunjuk. Sedang barang siapa menyamakannya (Allah) dengan selain-Nya, lalu menyembahnya (selain Allah itu), dan menujukan kepadanya (selain Allah) sesuatu dari jenis-jenis ibadah yang telah disebutkan sebelumnya — seperti doa, penyembelihan, nazar, tawakal, istigasah, dan inabah (tobat) –, maka sungguh ia telah menjadikan ilah-ilah lain selain Allah, dan telah menyekutukan Allah dengan sesembahan selain-Nya sehingga ia menjadi termasuk orang-orang musyrik yang Allah firmankan tentang mereka,
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." [QS. an-Nisa’: 48 dan 116]
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka." [QS. al-Ma’idah: 72]
Dan dalam ayat yang lain,
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka." [QS. al-Ma’idah: 72]
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Untuk apa engkau diciptakan?"
Maka katakanlah,
"Untuk beribadah."
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." [QS. adz-Dzariyat: 56]
Yakni, "Supaya mereka menauhidkan-Ku."
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." [QS. adz-Dzariyat: 57-58]
Dan firman Allah Ta'ala,
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." [QS. al-Isra’: 23]
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Siapa Rabb-mu?"
Maka katakanlah,
"Rabb-ku adalah Allah."
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
وَإِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
"Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus." [QS. Maryam: 36]
Dan dalil lainnya adalah firman Allah Ta'ala,
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Rabbku. Kepada-Nya lah aku bertawakal dan kepada-Nya lah aku kembali." [QS. asy-Syura: 10]
Maka jika ditanyakan kepadamu,
"Dengan apa engkau mengenal bahwa Dia adalah Rabb-mu dan sesembahanmu, bukan selain-Nya?"
Maka katakanlah,
"Dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya dan tanda-tanda (kekuasaan)-Nya (ayat), seperti langit dan bumi, malam dan siang, matahari dan bulan, penciptaan-Nya atasku, dan pembentukan-Nya atas jasadku."
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam." [QS. al-A’raf: 54]
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Apa agamamu?"
Maka katakanlah,
"Agamaku adalah Islam."
Dan Islam adalah berserah diri (istislam) dan tunduk (inqiyad) kepada Allah semata.
Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ
"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam." [QS. Ali ‘Imran: 19]
Dan dalil lainnya adalah firman Allah Ta'ala,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." [QS. Ali ‘Imran: 85]
Dan dalil lainnya adalah firman Allah Ta'ala,
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الأِسْلامَ دِيناً
"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu." [QS. al-Ma’idah: 3]
Dan ia (Islam) dibangun di atas lima rukun, yaitu yang pertama adalah syahadat (persaksian) bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwasanya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah jika mampu menempuh perjalanan ke sana.
Dan dalil atas syahadat adalah firman Allah Ta'ala,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS. Ali ‘Imran: 18].
Dan dalil bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya adalah firman Allah Ta'ala,
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيراً
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." [QS. al-Furqan: 1]
Dan dalil lainnya adalah firman Allah Ta'ala,
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya." [QS. al-Isra’: 1]
Dan dalil salat dan zakat adalah firman Allah Ta'ala,
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka tidak disuruh selain supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." [QS. al-Bayyinah: 5]
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Apakah salat itu fardu ain (kewajiban individu) atas setiap muslim?"
Maka katakanlah,
"Ya."
Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَوْقُوتاً
"Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." [QS. an-Nisa’: 103]
Dan dalil bahwa zakat adalah fardu ain atas orang yang memiliki (harta) yang wajib dizakati adalah firman Allah Ta'ala,
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [QS. at-Taubah: 103]
Dan dalil puasa adalah firman Allah Ta'ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." [QS. al-Baqarah: 183]
Dan dalil bahwa puasa itu (dilaksanakan) di bulan Ramadhan adalah firman Allah Ta'ala,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu." [QS. al-Baqarah: 185]
Dan dalil bahwa puasa itu (dilaksanakan) di siang hari adalah firman Allah Ta'ala,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam." [QS. al-Baqarah: 187]
Dan dalil haji adalah firman-Nya,
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِين
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." [QS. Ali ‘Imran: 97]
Dan kemampuan (istitha’ah) itu terwujud dengan tiga syarat, yaitu sehat badan, aman perjalanan, serta adanya bekal dan kendaraan.
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Apakah Iman itu?"
Maka katakanlah,
"Yaitu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
"Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya..." hingga akhir ayat. [QS. al-Baqarah: 285]
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Apakah ihsan itu?"
Maka katakanlah,
"Yaitu engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu."
Dan dalilnya adalah firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." [QS. an-Nahl: 128].
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Siapa nabimu?"
Maka katakanlah:
Nabiku adalah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bin 'Abdullah bin 'Abdul Muththalib bin Hasyim. Hasyim berasal dari suku Quraisy, Quraisy dari Kinanah, Kinanah dari bangsa Arab, bangsa Arab dari keturunan Isma'il bin Ibrahim, Ismail dari keturunan Ibrahim, dan Ibrahim dari keturunan Nuh 'alaihimush shalatu was salam.
Usianya enam puluh tiga tahun. Negeri kelahirannya Makkah. Beliau tinggal di sana sebelum kenabian selama empat puluh tahun. Setelah itu beliau diangkat menjadi nabi. Beliau tinggal di Makkah setelah kenabian selama tiga belas tahun, lalu berhijrah ke Madinah. Beliau tinggal di sana setelah hijrah selama sepuluh tahun. Setelah itu beliau wafat di Madinah dan dimakamkan di sana shalawatullah wa salamuhu 'alaih.
Beliau diangkat menjadi nabi dengan turunnya surat Iqra’ dan diutus (sebagai rasul) dengan turunnya surat al-Muddatstsir,
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah!" [QS. al-Muddatstsir: 1-3]
Dan jika ditanyakan kepadamu,
"Apa dalil bahwa Muhammad adalah utusan Allah shallallahu 'alaihi wa sallam?"
Katakan,
"Dalilnya adalah al-Qur'an ini yang seluruh makhluk tidak mampu mendatangkan satu surah pun yang semisalnya. Orang-orang tidak mampu melakukannya, padahal mereka memiliki kefasihan (bahasa yang tinggi), kecerdikan yang hebat, serta permusuhan mereka terhadap beliau dan para pengikutnya."
Dan dalilnya adalah firman-Nya,
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." [QS. al-Baqarah: 23]
Dan dalam ayat yang lain, firman Allah Ta'ala,
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً
"Katakanlah, 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.'" [QS. al-Isra’: 88]
Dan dalil bahwa beliau adalah utusan Allah adalah firman Allah Ta'ala,
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئاً وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." [QS. Ali ‘Imran: 144]
Dan dalil lainnya adalah firman Allah Ta'ala,
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud..." [QS. al-Fath: 29]
Dan dalil atas kenabian (beliau) adalah firman Allah Ta'ala,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi." [QS. al-Ahzab: 40]
Dan ayat-ayat ini menunjukkan bahwa beliau adalah seorang nabi dan bahwa beliau adalah penutup para nabi.
Dan dalil bahwa beliau adalah manusia (biasa) adalah firman Allah Ta'ala,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.'" [QS. al-Kahf: 110]
Rasul yang pertama adalah Nuh, sedangkan yang terakhir dan paling utama adalah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada satu umat pun dari umat-umat (terdahulu) melainkan Allah telah mengutus di tengah mereka seorang rasul yang memerintahkan mereka untuk bertauhid dan melarang mereka dari syirik.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah tagut itu.'" [QS. an-Nahl: 36]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلاَّ خَلا فِيهَا نَذِيرٌ
"Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." [QS. Fathir: 24]
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولاً
"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul." [QS. al-Isra’: 15]
Dan perintah terbesar yang mereka (para rasul) bawa adalah menauhidkan Allah dalam beribadah kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan memurnikan (mengikhlaskan) ibadah hanya untuk-Nya. Sedang larangan terbesar yang mereka bawa adalah syirik dalam beribadah.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar