Lima Masalah yang Wajib Diketahui Seorang Muslim

Lima Masalah yang Wajib Diketahui Seorang Muslim

Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab — semoga Allah menyucikan ruhnya - juga mengatakan:

Wajib atasmu untuk mengetahui lima masalah:

Pertama, sesungguhnya Allah tatkala mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan petunjuk dan agama yang benar, kalimat pertama yang Allah utus dengannya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
"Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu!" [QS. al-Muddatstsir: 1-3]

Makna firman-Nya, "Maka berilah peringatan," adalah peringatan dari perbuatan syirik kepada Allah. Mereka menjadikannya sebagai agama dan mereka mendekatkan diri dengannya kepada Allah Ta'ala, padahal mereka melakukan kezaliman dan perbuatan keji yang tak terhitung jumlahnya, dan mereka mengetahui bahwa itu adalah maksiat.

Barang siapa memahami dengan pemahaman yang baik bahwa Allah memerintahkannya untuk memberi peringatan dari agama mereka yang dengannya mereka mendekatkan diri kepada Allah, sebelum peringatan dari zina, atau menikahi ibu dan saudara perempuan, dan dia mengetahui kesyirikan yang mereka lakukan, niscaya dia akan melihat keajaiban yang menakjubkan, terkhusus jika dia mengetahui bahwa kesyirikan mereka lebih ringan daripada kesyirikan kebanyakan manusia pada hari ini, berdasarkan firman Allah Ta'ala,

وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيباً إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَاداً لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلاً إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya, dia melupakan apa yang pernah dia berdoakan kepada-Nya dahulu, dan dia mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, 'Bersenang-senanglah kamu dalam kekafiranmu untuk sementara waktu. Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.'" [QS. az-Zumar: 8]

Kedua, sesungguhnya tatkala Allah memperingatkan mereka dari kesyirikan, Dia memerintahkan mereka untuk bertauhid, yaitu: memurnikan agama hanya untuk Allah, dan inilah makna firman Allah Ta'ala,

وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
"Dan agungkanlah Tuhanmu!" [QS. al-Muddatstsir: 3]

Yakni, agungkanlah Dia dengan murni, dan yang dimaksud bukanlah takbir azan dan selainnya, karena itu tidak disyariatkan sebelum fase Madinah.

Apabila seseorang mengetahui bahwa meninggalkan kesyirikan tidak bermanfaat, kecuali jika dibarengi dengan kemurnian, dan dia memahami kemurnian dengan pemahaman yang baik, serta mengetahui keadaan kebanyakan manusia yang menyangka bahwa kemurnian dan meninggalkan perbuatan berdoa kepada orang-orang saleh adalah suatu kekurangan bagi mereka, sebagaimana orang-orang Nasrani mengatakan bahwa Muhammad mencela 'Isa (Yesus) tatkala beliau menyebutkan bahwa 'Isa (Yesus) adalah hamba Allah dan utusan-Nya, bukan disembah bersama Allah Ta'ala; maka barang siapa memahami ini, dia akan mengetahui keterasingan Islam, terkhusus jika dia menghadirkan dalam hatinya, apa yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai ulama, berupa permusuhan terhadap para penganut keyakinan ini, mengafirkan orang yang berpegang teguh dengannya, dan memerangi mereka bersama para penyembah kubah Abu Thalib dan yang semisalnya, serta kubah al-Kuwaz dan yang semisalnya, dan fatwa mereka yang menghalalkan darah dan harta kami, karena kami meninggalkan apa yang mereka anut, dan mereka berkata, "Sesungguhnya mereka mengingkari agama kalian."

Engkau tidak akan mengetahui masalah ini dan masalah sebelumnya, kecuali dengan menghadirkan dalam benakmu, apa yang engkau ketahui tentang kelakuan mereka terhadap para penganut keyakinan ini dan apa yang mereka lakukan terhadap orang-orang musyrik, sehingga saat itulah engkau akan mengetahui bahwa agama Islam bukanlah sekadar pengetahuan, karena iblis dan Fir'aun pun juga memiliki pengetahuan tentangnya. Demikian pula orang-orang Yahudi mengetahuinya, sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka. Akan tetapi, Islam adalah mengamalkan hal itu, mencintai dan membenci karena-Nya, serta meninggalkan loyalitas kepada bapak dan anak dalam hal ini.

Ketiga, hendaklah engkau hadirkan dalam hatimu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk dibenarkan dan diikuti, dan Dia tidak mengutusnya untuk didustakan dan dimaksiati.

Apabila engkau merenungkan pengakuan orang yang mengaku sebagai ulama tentang tauhid dan bahwa itu adalah agama Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi (mereka mengklaim bahwa) barang siapa masuk ke dalamnya, maka dia termasuk kaum Khawarij yang halal darahnya, dan barang siapa membencinya, mencelanya, dan menghalangi manusia darinya, maka dialah yang berada di atas kebenaran, serta pengakuan mereka terhadap kesyirikan, dan perkataan mereka bahwa, "Kami tidak memiliki kubah yang kami sembah," dan bahkan jihad mereka adalah jihad yang dikenal 'bersama para penyembah kubah', dan bahwa barang siapa yang berpisah dari mereka, maka halal harta dan darahnya; maka apabila seseorang mengetahui masalah ketiga ini sebagaimana mestinya dan mengetahui bahwa telah berkumpul dalam hatinya walaupun sehari, bahwa hatinya sebelum ucapan mereka meyakini bahwa tauhid adalah agama Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi harus membenci dan memusuhinya, dan bahwa apa yang dianut oleh para penyembah kubah adalah kesyirikan, akan tetapi mereka adalah as-sawad al-a'zham dan mereka berada di atas kebenaran, dan dia tidak mengatakan, "Sesungguhnya mereka melakukan (kesyirikan)," sehingga berkumpullah hal-hal yang bertentangan ini dalam hati, padahal itu lebih parah dari kegilaan, maka itu termasuk kekuasaan Allah Ta'ala yang paling agung dan termasuk hal yang paling besar yang mengenalkanmu kepada Allah dan kepada dirimu sendiri. 

Barang siapa mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya, maka urusannya akan sempurna, lalu bagaimana jika engkau mengetahui bahwa dua hal yang bertentangan ini berkumpul dalam hati orang saleh, hewan, dan yang semisalnya lebih dari dua puluh tahun?

Keempat, sesungguhnya engkau mengetahui bahwa Allah telah menurunkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, 'Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan engkau pasti termasuk orang yang rugi.'" [QS. az-Zumar: 65]

Padahal mereka telah membujuk beliau untuk mengucapkan satu kalimat saja, atau melakukan satu perbuatan saja, dan mereka menjanjikan bahwa hal itu akan membawa mereka kepada Islam, maka engkau telah melihat, bahkan jika engkau mengetahui, bahwa orang yang paling ikhlas dan paling banyak kebaikannya, jika dia mengucapkan kalimat syirik, padahal dia membencinya, agar dengannya dia dapat membawa orang lain kepada Islam, niscaya akan hapuslah amalnya dan dia termasuk orang-orang yang merugi.

Lantas bagaimana dengan orang yang menampakkan dirinya termasuk golongan mereka, dan mengucapkan seratus kalimat (syirik), demi perniagaan, atau demi dia dapat berhaji, tatkala kaum muwahhidin (ahli tauhid) dilarang dari berhaji, sebagaimana mereka melarang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, hingga Allah menaklukkan Makkah? 

Barang siapa memahami ini dengan pemahaman yang baik, niscaya akan terbuka baginya pengetahuan tentang kedudukan tauhid di sisi Allah 'Azza wa Jalla dan kedudukan syirik. Akan tetapi jika engkau mengetahui ini setelah empat tahun, maka alangkah baiknya bagimu, maksudku pengetahuan yang sempurna, sebagaimana engkau mengetahui bahwa setetes air kencing membatalkan wudu yang sempurna, jika keluar, walaupun tanpa sengaja.

Kelima, sesungguhnya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan beriman kepada semua yang beliau bawa, tidak ada pemisahan di dalamnya.

Barang siapa beriman kepada sebagian dan kafir kepada sebagian yang lain, maka dia benar-benar kafir. Wajib beriman kepada seluruh kitab. Apabila engkau mengetahui bahwa di antara manusia ada yang salat dan puasa dan meninggalkan banyak hal yang haram, akan tetapi mereka tidak mewariskan harta kepada wanita dan mereka menyangka bahwa itulah yang seharusnya diikuti, bahkan jika ada seseorang di antara mereka yang mewariskannya, dan menyelisihi kebiasaan mereka, niscaya hati mereka akan mengingkarinya, atau mereka mengingkari masa iddah wanita di rumah suaminya, padahal dia mengetahui firman Allah Ta'ala,

لا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلا يَخْرُجْنَ إِلاَّ أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ
"Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas." [QS. ath-Thalaq: 1]

Dan dia menyangka bahwa membiarkannya di rumah suaminya tidaklah baik, dan bahwa mengeluarkannya dari rumah suaminya itulah yang seharusnya dilakukan, dan dia mengingkari ucapan salam, padahal dia mengetahui bahwa Allah telah mensyariatkannya, karena kecintaannya kepada penghormatan jahiliah yang telah dia kenal, maka orang ini kafir, karena dia beriman kepada sebagian dan kafir kepada sebagian yang lain, berbeda dengan orang yang melakukan maksiat atau meninggalkan kewajiban, seperti berzina dan tidak berbakti kepada kedua orang tua, dengan mengakui bahwa dia bersalah, dan bahwa perintah Allah adalah benar.

Ketahuilah bahwa aku memberikan perumpamaan kepadamu dengan tiga hal ini, agar engkau mencontohnya, karena pada manusia banyak terdapat hal seperti ini, mereka menyelisihi apa yang Allah batasi dalam al-Qur'an dan apa yang mereka anggap baik adalah apa yang mereka kenal dari keluarga mereka. Salaupun ada seseorang yang melakukan apa yang Allah sebutkan dan meninggalkan kebiasaan mereka, niscaya mereka akan mengingkarinya dan menganggapnya bodoh. Berbeda dengan orang yang melakukan atau meninggalkan sesuatu, dengan mengakui kesalahannya, dan beriman kepada apa yang Allah sebutkan.

Ketahuilah bahwa masalah kelima ini, termasuk hal yang paling berbahaya bagi manusia di zaman kita, disebabkan keterasingan Islam. 

Wallahu a'lam.

Penerjemah: Febby Angga

Posting Komentar