Surat asy-Syaikh Ibnu 'Abdil Wahhab Berisi Penjelasan tentang Islam dan Pilar-Pilarnya
Beliau — semoga Allah merahmatinya — juga memiliki surat sebagai berikut:
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wa 'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh.
Adapun kemudian;
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الأِسْلامُ
"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam." [QS. Ali Imran: 19]
Allah Ta'ala juga berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الأِسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْه
"Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima." [QS. Ali Imran: 85]
Allah Ta'ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الأِسْلامَ دِيناً
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." [QS. al-Ma'idah: 3]
Dikatakan bahwa ayat ini adalah ayat terakhir yang diturunkan.
Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan Islam kepada Jibril ‘alaihish shalatu was sallam dan beliau membangunnya di atas lima rukun, etiap rukun mengandung ilmu dan amal, yang fardu (wajib) atas setiap laki-laki dan perempuan, berdasarkan sabda beliau,
"Tidak layak bagi seseorang mendahulukan sesuatu, hingga ia mengetahui hukum Allah di dalamnya."
Maka, ketahuilah bahwa yang paling penting dan yang paling utama darinya adalah dua kalimat syahadat, dan apa yang terkandung di dalamnya berupa penafian dan penetapan, dari hak Allah atas hamba-hamba-Nya, dan dari hak kerasulan atas umat.
Jika jelas bagimu hal ini, niscaya engkau akan terkejut. Engkau akan mengetahui betapa manusia berada dalam kejahilan, kelalaian, dan berpaling dari apa yang mereka diciptakan untuknya. Engkau akan mengetahui agama jahiliah yang mereka anut dan bagian agama kenabian yang ada pada mereka. Engkau akan mengetahui bahwa mereka membangun agama mereka di atas lafal-lafal dan perbuatan-perbuatan yang mereka dapati dari nenek moyang mereka, yang dengannya tumbuhlah anak kecil dan menualah orang dewasa.
Hal itu diperkuat oleh (realita) bahwa seorang anak jika telah mencapai usia sepuluh tahun, keluarganya hanya memandikannya dan mengajarkannya lafal-lafal shalat, dan ia hidup di atas hal itu, dan kemudian mati di atasnya.
Apakah engkau menyangka orang yang keadaannya seperti ini, apakah ia mencium aroma agama Islam yang diwariskan dari Rasul?
Lantas bagaimana gerangan jika ia diletakkan di dalam kuburnya?!
Kemudian datang kepadanya dua malaikat, lalu bertanya kepadanya tentang agama yang ia hidup di atasnya? Dengan apa ia menjawab?
Haah, haah, aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu lalu aku mengatakannya.
Apa gerangan jika ia berdiri di hadapan Allah Ta'ala dan Dia bertanya kepadanya,
"Apa yang dahulu kalian sembah? Dan dengan apa kalian menjawab para rasul? Dengan apa ia menjawab?"
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita dan kepadamu ilmu kenabian, amal yang ikhlas di dunia, dan pada hari kita bertemu dengan-Nya, aamiin.
Jadi, perhatikanlah, wahai saudaraku, keadaanmu dan keadaan orang-orang zaman ini. Mereka mengambil agama mereka dari bapak-bapak mereka dan beragama dengan adat dan kebiasaan. Apa yang dibolehkan di sisi orang-orang di masa mereka dan ttempat mereka, maka mereka beragama dengannya, sedang apa yang tidak, maka mereka tidak mengambilnya.
Maka engkau dan hal itu, jika dirimu berharga bagimu dan engkau tidak rida dengannya untuk binasa, maka perhatikanlah apa yang terkandung dalam rukun-rukun Islam, berupa ilmu dan amal, khususnya dua kalimat syahadat, berupa penafian dan penetapan, dan hal itu tetap berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dikatakan bahwa sesungguhnya ayat pertama yang diturunkan sesudah firman Allah Ta'ala,
اقْرَأْ
"Bacalah!" [QS. al-'Alaq: 1]
Adalah,
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ
"Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan!" [QS. al-Muddaththir: 1-2]
Berhentilah padanya, kemudian berhentilah, kemudian berhentilah, niscaya engkau akan melihat keajaiban yang menakjubkan, dan akan jelas bagimu apa yang telah disia-siakan manusia, dari pokok segala pokok (tauhid).
Demikian pula firman Allah Ta'ala,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً
"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat (untuk menyerukan)." [QS. an-Nahl: 36]
Demikian pula firman Allah Ta'ala,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
"Maka pernahkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya." [QS. al-Jatsiyah: 23]
Demikian pula firman Allah Ta'ala,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِنْ دُونِ اللَّهِ
"Mereka menjadikan para rabi dan para rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah," [QS. at-Taubah: 31]
Demikian juga nas-nas selain itu yang menunjukkan hakikat tauhid yang merupakan kandungan dari apa yang engkau sebutkan dalam suratmu bahwa Muhammad telah menetapkan bagi kalian tiga pokok, yaitu tauhid Rububiyyah, tauhid Uluhiyyah, dan al-Wala' wal Bara'; dan inilah hakikat agama Islam.
Akan tetapi, berhentilah pada redaksi-redaksi ini, dan carilah apa yang terkandung di dalamnya berupa ilmu dan amal. Tidak mungkin memahami ilmu, kecuali engkau memahami setiap nama dari keduanya, seperti kata tagut. Engkau akan mendapati Sulaiman, al-Muwais, 'Ura'ir, Abu Dzira', dan setan adalah pemimpin mereka. Demikian pula berhentilah pada arbab (tuhan-tuhan) dari kalangan mereka. Engkau akan mendapati mereka adalah para ulama dan ahli ibadah, siapapun mereka, jika mereka memberi fatwa kepadamu yang menyelisihi agama, meskipun karena kejahilan mereka, lalu engkau menaati mereka.
Demikian pula firman Allah Ta'ala,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah." [QS. al-Baqarah: 165]
Ayat ini dijelaskan oleh firman Allah Ta'ala,
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ
"Katakanlah, 'Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu.'" [QS. at-Taubah: 24]
Demikian pula firman Allah Ta'ala,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
"Maka pernahkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya." [QS. al-Jatsiyah: 23]
Ayat ini lebih umum dari ayat sebelumnya, lebih berbahaya, dan lebih banyak terjadi, akan tetapi aku menyangka engkau dan banyak dari penduduk zaman ini, tidak mengenali nama-nama ilah-ilah yang disembah, kecuali Hubal, Yaghuts, Ya'uq, Nasr, al-Lat, al-'Uzza, dan Manat. Jika pemahaman seseorang baik, maka ia akan mengetahui bahwa terdapat tempat-tempat yang disembah hari ini, dari kalangan manusia, pohon, batu, dan semisalnya, seperti Syamsan, Idris, Abu Hadidah, dan yang serupa dengannya.
Inilah yang dihasilkan oleh kejahilan, kelalaian, dan berpaling dari mempelajari agama Allah dan Rasul-Nya.
Bersamaan dengan ini setan kalian, al-Muwais berkata kepada kalian,
"Sesungguhnya para wanita dan anak-anak haramnya, mengetahui tauhid, apalagi para lelakinya. Juga mempelajari makna 'Laa ilaaha illallah' adalah bidah."
Jika engkau merasa aneh dengan perkataanku ini, maka hadirkanlah di sisimu sekelompok orang, lalu tanyailah mereka tentang apa yang ditanyakan kepada mereka di dalam kuburan, apakah engkau melihat mereka mengungkapkannya dengan lafal dan ungkapan?! Lantas bagaimana jika mereka dituntut dengan ilmu dan amal? Inilah yang aku katakan kepadamu, jika jelas bagimu sesuatu, niscaya engkau akan terkejut dengan keterkejutan yang benar, atas apa yang luput darimu berupa ilmu dan amal dalam agama Islam, lebih besar dari keterkejutan yang engkau sebutkan dalam suratmu, berupa kebodohan kami terhadap kelompokmu.
Ini adalah realita orang berpaling dari apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berupa agama Islam, lantas bagaimana dengan orang yang telah hampir empat puluh tahun, ia mencela agama Allah dan Rasul-Nya, membencinya, dan menghalang-halanginya semampunya?! Ketika ia tidak mampu memberontak dalam agamanya yang batil, dan dikatakan kepadanya, "Jawablah tentang agamamu dan berdebatlah untuk membelanya," lalu argumentasinya terputus, ia mengakui bahwa apa yang dianut oleh Ibnu 'Abdil Wahhab adalah agama Allah dan Rasul-Nya.
Dikatakan kepadanya, "Lalu apa yang dianut oleh penduduk Haramah?"
Ia menjawab, "Itu adalah agama Allah dan Rasul-Nya."
Bagaimana mungkin perkara ini dan perkara itu berkumpul dalam hati satu orang?!
Lantas bagaimana dengan banyak kelompok, di antara dua golongan terdapat perbedaan bertahun-tahun, yang tidak diketahui?! hingga masing-masing dari mereka menghunus pedang demi agamanya, peperangan berlangsung lama, dan masing-masing dari mereka mengaku kebenaran agamanya serta mencela agama yang lain!
Kita berlindung kepada Allah dari buruknya pemahaman dan matinya hati, dua agama yang berbeda, dan dua golongan yang saling berperang, masing-masing merasa yakin atas kebenaran agamanya, dan bersamaan dengan ini seseorang mengira bahwa semuanya adalah agama yang benar, yang siapa saja yang beragama dengannya akan masuk surga.
Mahasuci Engkau, ini adalah dusta yang besar.
Apa jadinya jika orang yang mengkritik itu memiliki pandangan yang tajam?!
Maka wahai saudaraku, dengarkanlah apa yang Allah wajibkan atasmu, khususnya dua kalimat syahadat dan apa yang terkandung di dalamnya berupa penafian dan penetapan, dan janganlah engkau tertipu dengan lafal dan fitrah, serta apa yang dianut oleh orang-orang di zaman sekarang dan tempat mereka, sehingga engkau binasa.
Ketahuilah bahwa yang paling penting dari apa yang Allah wajibkan atas hamba-hamba adalah mengetahui bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pemiliknya, dan Pengaturnya, dengan kehendak-Nya. Jika engkau mengetahui hal ini, maka perhatikanlah apa hak dari sifat-sifat-Nya ini atasmu berupa penghambaan, dengan kecintaan, pengagungan, pemuliaan, rasa takut, harapan, dan ta'alluh (beribadah), yang mengandung: kerendahan dan ketundukan, terhadap perintah dan larangan-Nya, dan itu sebelum diwajibkannya salat dan zakat.
Oleh karena itu, Dia mengenalkan hamba-hamba-Nya, dengan menetapkan Rububiyyah-Nya, agar mereka naik dengannya kepada pengetahuan tentang Uluhiyyah-Nya, yang merupakan keseluruhan ibadah kepada-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, berupa penafian dan penetapan, ilmu dan amal, secara global dan terperinci.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar