Kewajiban Mengetahui Pengutusan Para Rasul dan Tujuan Allah dalam Hal Itu
Dan beliau — semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya — berkata:
Wajib atasmu untuk mengetahui perihal pengutusan para rasul dan tujuan Allah dalam hal itu.
Dan hal itu disebutkan dalam firman-Nya 'Azza wa Jalla,
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ...
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya..." [QS. an-Nisa': 163]
Hingga firman-Nya,
...لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ
"...agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu." [QS. an-Nisa': 165]
Jika engkau telah mengetahui hal itu, maka ketahuilah bahwasanya bagian kita dari mereka (para rasul itu) adalah penutup dan paling utama di antara mereka, yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dan hal itu disebutkan dalam firman-Nya,
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِداً عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun." [QS. al-Muzzammil: 15]
Maka jika engkau telah mengetahui ini, maka ilmu yang Allah utus dengannya kepadamu dan yang paling penting serta paling wajib darinya adalah engkau mengetahui kewajiban pertama yang Allah wajibkan atasmu.
Hal itu terdapat pada wahyu pertama yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah!" [QS. al-Muddaththir: 1-3]
Maka, kewajiban pertama yang Allah wajibkan atasmu dan hal pertama yang Dia wajibkan atas Nabi-Nya untuk diperingatkan darinya adalah bahaya menyekutukan Allah.
Kewajiban pertama atasmu adalah menauhidkan-Nya.
Adapun peringatan terhadap syirik, terdapat dalam firman-Nya,
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
"dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah." [QS. al-Muddaththir: 5]
Adapun perintah tauhid, terdapat dalam firman-Nya,
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
"dan Tuhanmu agungkanlah!" [QS. al-Muddaththir: 3]
Jika engkau mengetahui bahwa ini adalah pokok kewajiban pertama, maka bersungguh-sungguhlah untuk mengetahui tauhid, agar engkau dapat menunaikan kewajiban terbesar yang Allah wajibkan atasmu, dan bersungguh-sungguhlah untuk mengetahui (hakikat) syirik kepada Allah, agar engkau mengetahui larangan terbesar yang Allah haramkan atasmu, yang mana Allah berfirman tentangnya,
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." [QS. an-Nisa': 48 dan 116]
Dan berfirman,
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka." [QS. al-Ma'idah: 72],
Maka, jauhilah.
Wallahu a'lam.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar