Surat asy-Syaikh Ibnu 'Abdil Wahhab kepada Ulama Makkah dan Jawaban al-Amir 'Abdul 'Aziz kepada asy-Syarif Ghalib
Pada tahun 1204 Hijriyah, Ghalib mengirim surat kepada al-Imam 'Abdul 'Aziz — semoga Allah merahmatinya — di mana ia meminta kepada beliau untuk mengirimkan seorang ulama kepadanya untuk berdiskusi dengan para ulama Makkah al-Musyarrafah, maka beliau berdua (asy-Syaikh Muhammad dan al-Imam 'Abdul 'Aziz) mengirimkan seorang utusan kepadanya, dan asy-Syaikh — semoga Allah merahmatinya — menulis surat ini:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad bin 'Abdul Wahhab kepada para ulama terkemuka di negeri Allah yang haram (Makkah) — semoga Allah menolong agama penghulu seluruh makhluk 'alaihi afdhalush shalati was sallam dengan perantaraan mereka - dan para pengikut imam-imam terkemuka.
Salamun 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Adapun kemudian;
Telah terjadi pada kami suatu fitnah, yang telah sampai kepada Anda dan juga sampai kepada selain Anda, dan itu disebabkan karena penghancuran bangunan di tanah kami yang berada di atas kuburan orang-orang saleh. Padahal kami melarang mereka dari menyeru orang-orang saleh dan kami memerintahkan mereka untuk memurnikan doa hanya kepada Allah. Ketika kami menampakkan masalah ini, beserta apa yang kami sebutkan berupa penghancuran bangunan di atas kuburan, hal itu terasa berat bagi orang awam dan sebagian orang yang mengaku berilmu mendukung mereka, karena sebab-sebab yang tidak samar bagi orang seperti Anda, yang mana yang terbesar di antaranya adalah karena mengikuti hawa nafsu, beserta sebab-sebab lain.
Mereka menyebarkan berita tentang kami bahwa kami mencela orang-orang saleh, bahwa kami berada di atas selain jalan para ulama, dan mereka menyebarkan berita ini ke timur dan barat, serta menyebutkan tentang kami hal-hal yang orang berakal pun malu untuk menyebutkannya.
Maka, aku memberitahukan kepada kalian tentang apa yang kami berada di atasnya, karena orang seperti kalian tidak akan mudah tertipu oleh kebohongan, agar jelas bagi kalian perkara ini, dan kalian mengetahui kebenaran.
Kami — alhamdulillah — adalah para pengikut, bukan pembuat bidah. Kami di atas mazhab al-Imam Ahmad bin Hanbal. Kalian mengetahui — semoga Allah memuliakan kalian — bahwa orang yang ditaati di banyak negeri, jika jelas baginya untuk mengamalkan dua masalah ini, niscaya hal itu akan terasa berat bagi orang awam, yang mana mereka dan bapak-bapak mereka telah terbiasa dengan kebalikannya.
Kalian juga mengetahui — semoga Allah memuliakan kalian — bahwa pada masa kekuasaan Ahmad bin Sa'id, telah sampai kepada kalian asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah, dan kalian telah meneliti apa yang ada pada kami, setelah mereka menghadirkan kitab-kitab Hanabilah, yang mana kitab-kitab tersebut adalah rujukan utama kami, sebagaimana kitab at-Tuhfah dan an-Nihayyah di kalangan Syafi'iyyah, maka ketika asy-Syarif Ghalib — semoga Allah memuliakannya dan menolongnya — meminta kepada kami, kami pun melaksanakan perintahnya dan mengabulkan permintaannya, yaitu mengirimkan seorang yang berakal dan berilmu, untuk berdiskusi dengan para ulama Baitullah al-Haram (Makkah), hingga jelas baginya — semoga Allah memuliakannya — apa yang ada pada kami dan apa yang kami berada di atasnya.
Kemudian ketahuilah — semoga Allah memberikan taufik kepada kalian — bahwa jika suatu masalah itu adalah ijmak, maka tidak ada perselisihan tentangnya; sedang jika masalah itu adalah masalah ijtihad, maka telah kalian ketahui bahwa tidak ada pengingkaran terhadap orang yang menempuh ijtihad. Jadi, barang siapa mengamalkan mazhabnya di wilayah kekuasaannya, ia tidak diingkari.
Aku mempersaksikan Allah dan para malaikat-Nya dan aku mempersaksikan kalian bahwa aku berada di atas agama Allah dan Rasul-Nya, dan sesungguhnya aku adalah pengikut ahli ilmu, tidak menyelisihi mereka.
Wassalam.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar