Surat asy-Syaikh Ibnu 'Abdil Wahhab kepada al-Bakbali, Seorang Penduduk Yaman
Beliau juga memiliki surat kepada al-Bakbali, seorang penduduk Yaman:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang menurunkan kebenaran dalam Kitab, menjadikannya peringatan bagi orang-orang yang berakal, dan memberikan taufik kepada siapa yang Dia karuniai dari hamba-hamba-Nya kepada kebenaran, sebagai jawaban yang jelas.
Semoga selawat dan salam serta keberkahan Allah senantiasa tercurah kepada Nabi-Nya, Rasul-Nya, pilihan-Nya dari makhluk-Nya, Muhammad, dan kepada keluarga, pengikut, dan seluruh sahabatnya, selama bintang terbit dan tenggelam, dan hujan deras turun dari awan.
Dari 'Abdul 'Aziz bin Muhammad bin Sa'ud dan Muhammad bin 'Abdul Wahhab kepada saudara seiman, Ahmad bin Muhammad al-'Adili al-Bakbali — semoga Allah menyelamatkannya dari segala bencana, menggunakannya dalam amal saleh yang kekal, menjaganya dari segala musibah, melipatgandakan baginya kebaikan, dan menghapus darinya keburukan -.
Salamun 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Adapun kemudian;
Sungguh telah sampai kepada kami surat engkau dan menggembirakan hati dengan apa yang engkau sebutkan di dalamnya, berupa pertanyaan engkau dan apa yang sampai kepada kami dari jauh, berupa berita tentang engkau dan pertanyaan engkau tentang apa yang kami anut dan apa yang kami dakwahkan kepada manusia, maka kami ingin menyingkapkan dari engkau kerancuan dengan perincian dan menjelaskan kepada engkau perkataan yang kuat dengan dalil. Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menunjuki kami dan Anda, jalan dan manhaj (metode) yang paling baik.
Adapun apa agama yang kami anut? Maka kami berada di atas agama Islam, yang Allah firmankan tentangnya,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi." [QS. Ali Imran: 85]
Adapun apa yang kami dakwahkan kepada manusia? Maka kami menyeru mereka kepada tauhid, yang Allah firmankan tentangnya sebagai seruan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku, aku menyeru kepada Allah dengan ilmu yang nyata, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.'" [QS. Yusuf: 108]
Dan firman-Nya Ta'ala,
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah. Maka janganlah kamu menyembah siapa pun di dalamnya bersama Allah." [QS. al-Jin: 18]
Adapun apa yang kami larang manusia darinya? Maka kami melarang mereka dari syirik, yang Allah firmankan tentangnya,
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ
"Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh Allah mengharamkan surga baginya, dan tempat kembalinya ialah neraka." [QS. al-Ma'idah: 72]
Dan firman-Nya Ta'ala kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai penekanan, meskipun beliau dan saudara-saudara beliau terpelihara dari syirik,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
"Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, 'Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan niscaya engkau termasuk orang-orang yang rugi. Tetapi, sembahlah Allah saja dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.'" [QS. az-Zumar: 65-66].
Demikian juga ayat-ayat lainnya.
Kami memerangi mereka karenanya, sebagaimana firman Allah Ta'ala,
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ
"Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah (kesyirikan)." [QS. al-Baqarah: 193]
Yaitu, syirik.
وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ
"dan agama itu seluruhnya menjadi milik Allah." [QS. al-Anfal: 39]
Dan firman-Nya Ta'ala,
فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ
"Maka bunuhlah orang-orang musyrik di mana saja kamu jumpai mereka, tangkaplah mereka, kepunglah mereka, dan intailah di setiap tempat pengintaian. Jika mereka bertobat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka." [QS. at-Taubah: 5]
Dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan mereka mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu, maka mereka telah menjaga darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haknya, dan perhitungan mereka ada pada Allah 'Azza wa Jalla."
Dan firman-Nya Ta'ala,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
"Maka ketahuilah bahwa tidak ada ilah selain Allah." [QS. Muhammad: 19]
Allah Subhanahu menyebutnya sebagai al-'urwatul wutsqa (tali yang kokoh) dan kalimat taqwa (kalimat ketakwaan), sedangkan para tagut menyebutnya sebagai kalimat fujur (kalimat kefasikan) dan mengatakan bahwa barang siapa mengucapkan, "Laa ilaha illallah," maka terjaga darah dan hartanya meskipun ia menghancurkan rukun-rukun Islam yang lima dan kafir terhadap pokok-pokok iman yang enam.
Hakikat keyakinan kami adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Bagaimana tidak, sedang orang-orang munafik berada di tingkatan neraka yang paling bawah, padahal mereka mengucapkan, "Laa ilaha illallah." Bahkan, mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, dan bahkan mereka berpuasa, berhaji, dan berjihad, namun demikian mereka berada di bawah Fir'aun, di tingkatan neraka yang paling bawah.
Demikian pula apa yang dikisahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Bal'am dan Dia membuat perumpamaan baginya dengan anjing, beserta ilmu yang dimilikinya, apalagi nama Allah yang paling agung.
وعالم بعلمه لم يعملن * معذب من قبل عباد الوثن
Seorang ulama dengan ilmunya yang tidak diamalkan ... akan diazab sebelum para penyembah berhala.
Adapun apa yang engkau sebutkan tentang hakikat ijtihad, maka kami adalah para pengikut al-Kitab dan as-Sunnah serta Salafush Shalih umat ini, apa yang menjadi sandaran, dari perkataan para imam yang empat, yaitu Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris, dan Ahmad bin Hanbal — semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati mereka -.
Adapun apa yang Anda tanyakan tentang hakikat iman? Maka ia adalah pembenaran (tashdiq) dan ia bertambah dengan amal saleh dan berkurang dengan lawannya (maksiat).
Allah Ta'ala berfirman,
وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَاناً
"Dan agar orang-orang yang beriman bertambah imannya." [QS. al-Muddatstsir: 31]
Dan firman-Nya,
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
"Adapun orang-orang yang beriman, maka (ayat-ayat) itu menambah keimanan mereka, dan mereka merasa gembira." [QS. at-Taubah: 124]
Dan firman Allah Ta'ala,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambah (kuat) iman mereka." [QS. al-Anfal: 2]
Demikian juga ayat-ayat lainnya.
Asy-Syaibani — semoga Allah merahmatinya — berkata,
وإيماننا: قول وفعل ونية ويزداد * بالتقوى وينقص بالردى
"Dan iman kami adalah perkataan, perbuatan, dan niat, i bertambah ... dengan ketakwaan dan berkurang dengan kebinasaan.
Dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Iman itu tujuh puluh sekian cabang, yang paling tinggi adalah perkataan, 'Laa ilaha illallah,' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan."
Dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman."
Dan firman Allah Ta'ala,
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لا تُشْرِكْ بِي شَيْئاً وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
"Dan barang siapa bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya Kami akan merasakan kepadanya siksa yang pedih. Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (Ka'bah), (dengan berfirman), 'Janganlah engkau mempersekutukan sesuatu pun dengan-Ku dan bersihkanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, orang-orang yang berdiri (salat), dan orang-orang yang rukuk dan sujud.'" [QS. al-Hajj: 25-26]
Maka para tagut yang Allah firmankan tentang mereka,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِنْ دُونِ اللَّهِ
"Mereka menjadikan para rabi dan para rahib mereka sebagai tuhan selain Allah." [QS. at-Taubah: 31]
Mereka berkata, "Sesungguhnya orang-orang fasik Mekah adalah penghuni surga!"
Padahal keburukan dilipatgandakan di sana, sebagaimana kebaikan juga dilipatgandakan, maka terbaliklah perkaranya, hingga sampai kepada perkara para wanita nakal, yang terkenal dengan zina, dan para wanita Mesir, datang berbondong-bondong pada hari haji akbar. Setiap orang dari kalangan terhormat diketahui maksudnya dari mereka secara terang-terangan. Para pelaku liwath (homoseksual), para pelaku syirik, kaum Rafidhah, dan seluruh golongan, dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, aman di sana. Orang yang menyeru Abu Thalib aman, sedang orang yang mengesakan Allah dan mengagungkan-Nya dilarang masuk ke sana, meskipun ia berlindung ke Ka'bah, Ka'bah tidak akan melindunginya, sedangkan Abu Thalib dan para wanita nakal melindungi orang yang berlindung kepada mereka.
سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ
"Mahasuci Engkau (ya Allah), ini adalah kebohongan yang besar." [QS. an-Nur: 16]
وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلاَّ الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ
"Dan mereka bukanlah para wali-Nya. Sesungguhnya para wali-Nya hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." [QS. al-Anfal: 34]
Kami tidak membawa sesuatu yang menyelisihi naqal (dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah) dan tidak pula diingkari oleh akal, akan tetapi mereka mengatakan apa yang tidak mereka perbuat dan kami mengatakan dan berbuat,
كَبُرَ مَقْتاً عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
"Amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan." [QS. ash-Shaff: 3]
Kami memerangi para penyembah berhala, sebagaimana beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memerangi mereka, dan kami memerangi mereka karena mereka meninggalkan salat, dan karena menahan zakat, sebagaimana orang yang menahan zakat diperangi oleh ash-Shiddiq (yang jujur) dari umat ini, Abu Bakar ash-Shiddiq — semoga Allah meridainya —.
Tidak lain hal ini adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Waraqah bin Naufal,
"Tidaklah seseorang datang dengan membawa sesuatu seperti apa yang engkau bawa melainkan ia dimusuhi, disakiti, dan diusir."
Apa yang sedikit namun mencukupi lebih baik daripada apa yang banyak namun melalaikan.
Wassalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar