Alasan Allah Mengutus Para Rasul dan Menurunkan Kitab-Kitab
Dan beliau — semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya — juga berkata:
Ketahuilah — semoga Allah merahmatimu — bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk tauhid.
Dia Ta'ala berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah tagut itu.'" [QS. an-Nahl: 36]
Untuk-Nya (untuk tujuan ibadah kepada-Nya), Dia menciptakan jin dan manusia.
Dia Ta'ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." [QS. adz-Dzariyat: 56],
Yakni, agar mereka mentauhidkan-Nya (mengesakan-Nya dalam ibadah).
Dalilnya adalah firman-Nya Ta'ala,
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُون لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
"Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.'" [QS. al-Kafirun: 1-3]
Maka jika manusia tidak melakukannya (melaksanakan tauhid) dan tidak menjauhi syirik, maka ia kafir, meskipun ia termasuk orang yang paling ahli ibadah di antara umat ini, yang mendirikan salat malam dan berpuasa di siang hari.
Allah Ta'ala berfirman mengenai para nabi,
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [QS. al-An'am: 88].
Seluruh ibadahnya menjadi seperti orang yang salat, namun belum mandi janabah, atau seperti orang yang berpuasa di cuaca panas yang menyengat, sementara ia berzina di hari-hari puasa tersebut.
Jika engkau telah mengetahui hal ini, maka hal terpenting yang wajib atasmu adalah mengetahui tauhid, sebelum mengetahui seluruh ibadah, bahkan sebelum salat. Serta mengetahui syirik, sebelum mengetahui larangan zina dan hal-hal haram lainnya, jika engkau tahu bahwa Allah tidak menciptakanmu melainkan untuk itu.
Termasuk kewajiban yang mengikat adalah engkau mengajarkannya (tauhid dan syirik) kepada anggota keluargamu, orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabmu, baik istri, anak perempuan, maupun pelayan (pembantu).
Metahuilah — semoga Allah membimbingmu — bahwasanya syirik adalah sesuatu yang telah memenuhi bumi dan manusia menamakannya sebagai keyakinan (berlebihan) pada orang-orang saleh.
Hal ini akan menjadi jelas bagimu dengan empat poin;
Pertama, bahwasanya mereka (orang-orang yang berbuat syirik) menyangka bahwa tauhid itu hanyalah sekadar mengesakan Allah dalam hal manfaat, mudarat, penciptaan, dan rezeki (yakni tauhid Rububiyyah).
Jika engkau mengetahui firman Allah'Azza wa Jalla mengenai orang-orang kafir,
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ... فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ...
"Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi...?' ...Maka mereka akan menjawab, 'Allah'..." hingga akhir ayat [QS. Yunus: 31]
Akan jelas bagimu kebodohan musuh-musuh Allah tentang agama kaum musyrikin dan kebodohan mereka tentang tauhid Rabb semesta alam.
Kedua, bahwasanya mereka berkata,
"Kami tidak berdoa (memohon/menyembah) kepada mereka (selain Allah) melainkan demi (mengharapkan) syafaat (perantaraan) mereka."
Maka ketahuilah firman Allah Ta'ala,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ...
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah'..." hingga akhir ayat [QS. Yunus: 18]
Jika engkau mengetahui ini, akan jelas bagimu kebodohan musuh-musuh Allah.
Ketiga, bahwasanya mereka berkata,
"Ini (larangan syirik syafaat) berlaku bagi orang yang mencari syafaat melalui berhala-berhala, sedangkan kami mencari syafaat melalui orang-orang saleh!"
Maka ketahuilah firman-Nya Ta'ala,
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ ...
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)..." hingga akhir ayat [QS. al-Isra': 57]
Semoga engkau memahami kebodohan musuh-musuh Allah tentang agama Rasulullah.
Keempat, perhatikan firman Allah Ta'ala,
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الأِنْسَانُ كَفُوراً
"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih." [QS. al-Isra': 67]
Dan firman-Nya,
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
"Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)." [QS. al-'Ankabut: 65]
Jika engkau mengetahui ini dan engkau mengetahui keadaan kebanyakan manusia, niscaya engkau tahu bahwa mereka lebih besar kekafiran dan kesyirikannya daripada kaum musyrikin yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Jika engkau merenungkan ini, akan jelas bagimu semangat mereka (para penentang tauhid) untuk mendustakan perkara ini (dakwah tauhid), yang tampak dari pertanyaan mereka kepada orang yang datang dari negeri-negeri yang jauh, meskipun telah berlalu tahun-tahun yang banyak dan waktu yang panjang, kemudian kembali seraya mengakui bahwa perkataan kami tentang tauhid adalah kebenaran dan perkataan kami tentang syirik adalah kebatilan.
Jika mereka telah mengakui bahwa tauhid yang kami bawa kepada manusia adalah tauhid yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bahwa ini syirik yang kami larang mereka darinya adalah syirik yang beliau peringatkan, maka tidak ada lagi pengingkaran yang beralasan yang tersisa; kecuali sikap aneh orang yang mengakui agama Rasul, kemudian memusuhinya, dan menghalangi manusia darinya, serta mengetahui agama kaum musyrikin, kemudian malah memujinya, mendorong orang lain kepadanya, dan beranggapan bahwa para pengikutnya tidak akan tersesat karena mereka adalah as-sawad al-a'zham; maka kesesatan sikap orang ini jelas bagi orang yang hatinya tidak dibutakan oleh Allah.
Wallahu a'lam.
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar