Pokok-Pokok Keimanan

Pokok-Pokok Keimanan

Pokok-pokok (rukun) keimanan ada enam, yaitu engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari Akhir, dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

Sedang ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.

Maka, apabila ditanyakan kepadamu,

"Siapa nabimu?"

Maka katakanlah,

"Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muththalib bin Hasyim. Hasyim berasal dari suku Quraisy. Quraisy berasal dari bangsa Arab. Bangsa Arab berasal dari keturunan Isma'il bin Ibrahim al-Khalil — semoga selawat dan salam yang paling utama senantiasa tercurah atas nabi kita dan atasnya -. Negeri (tempat kelahiran) beliau adalah Makkah dan beliau hijrah ke Madinah. Usia beliau enam puluh tiga tahun, empat puluh tahun di antaranya sebelum kenabian, dan dua puluh tiga tahun sebagai nabi dan rasul. Beliau diangkat menjadi nabi dengan turunnya suraht Iqra’ dan diangkat menjadi rasul dengan turunnya surat al-Muddatstsir."

Maka, apabila ditanyakan,

"Apakah beliau wafat? Atau belum wafat?"

Maka katakanlah,

"Beliau telah wafat, namun agamanya tidak akan mati (lenyap) hingga hari Kiamat."

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu." [QS. az-Zumar: 30-31]

Maka, apabila ditanyakan kepadamu,

"Dan apakah manusia jika telah mati akan dibangkitkan?" 

Maka katakanlah,

"Ya." 

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
"Darinya (tanah) Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanyalah Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain." [QS. Thaha: 55]

Sedang orang yang mengingkari kebangkitan adalah kafir. 

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
"Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), 'Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.' Dan yang demikian itu mudah bagi Allah." [QS. at-Taghabun: 7]

Kemudian ia mengatakan:

Jika ditanyakan,

"Lalu, apa inti (hakikat) dari beribadah kepada Allah semata?" 

Aku menjawab,

"Menaati-Nya dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya."

Maka, jika ditanyakan,

"Lalu, apa saja jenis-jenis ibadah yang tidak boleh ditujukan selain hanya kepada Allah?"

Aku menjawab,

"Di antara jenis-jenisnya adalah doa (permohonan), isti’anah (memohon pertolongan), istigasah (memohon pertolongan di saat sulit), menyembelih kurban/hewan sembelihan, nazar, khauf (rasa takut), raja’ (rasa harap), tawakal (berserah diri), inabah (kembali/tobat), mahabbah (rasa cinta), khasyyah (rasa takut yang disertai pengagungan), raghbah (rasa harap/keinginan kuat), rahbah (rasa cemas/takut akan siksa), ta’alluh (penuhanan/penghambaan), rukuk, sujud, khusyuk, tadzallul (merendahkan diri), dan ta’zhim (pengagungan) yang merupakan kekhususan Uluhiyyah."

Dalil doa adalah firman-Nya Ta'ala,

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُو مَعَ اللَّهِ أَحَداً
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah (memohon kepada) seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." [QS. al-Jinn: 18]

Dan firman-Nya Ta'ala,

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلاَّ كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلاَّ فِي ضَلالٍ
"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka." [QS. ar-Ra'd: 14]

Dalil isti'anah (memohon pertolongan) adalah firman-Nya Ta'ala,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan." [QS. al-Fatihah: 5]

Dalil istigasah (memohon pertolongan dalam keadaan sulit) adalah firman-Nya Ta'ala,

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu." [QS. al-Anfal: 9]

Dalil penyembelihan adalah firman-Nya Ta'ala,

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadah sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." [QS. al-An'am: 162-163]

Dalil nazar adalah firman-Nya Ta'ala,

يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْماً كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيراً
"Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana." [QS. al-Insan: 7]

Dalil khauf (rasa takut) adalah firman-Nya Ta'ala,

إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman." [QS. Ali 'Imran: 175]

Dalil raja' (harapan) adalah firman-Nya Ta'ala,

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدا
"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa.' Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." [QS. al-Kahf: 110]

Dalil bertawakal adalah firman-Nya Ta'ala,

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." [QS. al-Ma'idah: 23]

Dalil inabah (kembali/bertobat) adalah firman-Nya Ta'ala,

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya." [QS. az-Zumar: 54]

Dalil mahabbah (cinta) adalah firman-Nya Ta'ala,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبّاً لِلَّهِ
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah." [QS. al-Baqarah: 165]

Dalil khasyyah (rasa takut yang disertai pengagungan) adalah firman-Nya Ta'ala,

فَلا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ
"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku." [QS. al-Ma'idah: 44]

Dalil raghbah (penuh harap/keinginan) dan rahbah (rasa cemas/takut akan siksa) adalah firman-Nya Ta'ala,

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami." [QS. al-Anbiya': 90]

Dalil ta`alluh (peribadahan/menuhankan) adalah firman-Nya Ta'ala,

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." [QS. al-Baqarah: 163]

Dalil rukuk dan sujud adalah firman-Nya Ta'ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan." [QS. al-Hajj: 77]

Dalil khusyuk (ketundukan) adalah firman-Nya Ta'ala,

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَناً قَلِيلاً
"Dan sesungguhnya di antara Ahlul Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit..." hingga akhir ayat [QS. Ali 'Imran: 199]

Demikian juga ayat-ayat semisalnya.

Barang siapa yang memalingkan sesuatu dari jenis-jenis ibadah ini kepada selain Allah, maka sungguh ia telah berbuat syirik kepada Allah dengan selain-Nya (menyekutukan Allah).

Jika ditanyakan,

"Apakah perintah paling agung yang Allah perintahkan?"

Katakan:

Yaitu menauhidkan-Nya dalam peribadahan dan penjelasannya telah berlalu. Sedang larangan paling besar yang Allah larang adalah syirik kepada-Nya, yaitu seseorang berdoa (memohon) kepada selain Allah bersama dengan Allah, atau memalingkannya dengan jenis-jenis ibadah lainnya (kepada selain Allah). Barang siapa yang memalingkan sesuatu dari jenis-jenis ibadah kepada selain Allah, sungguh ia telah menjadikannya sebagai tuhan (rabb) dan sesembahan (ilah), dan telah menyekutukan selain-Nya bersama Allah, atau memalingkan dengan jenis-jenis ibadah lainnya (kepada selain Allah).

Telah berlalu ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ini adalah kesyirikan yang Allah larang dan Dia ingkari (cela) terhadap orang-orang musyrik. 

Sungguh Allah Ta'ala telah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." [QS. an-Nisa': 48 dan 116]

Dan Dia Ta'ala berfirman,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [QS. al-Ma'idah: 72]

Semoga selawat Allah senantiasa tercurah atas Muhammad.

Aku berkata: 

Dan janganlah engkau menganggap membosankan apa yang telah dijelaskan oleh imam yang mulia ini, mengenai pokok (prinsip) yang fundamental (mendasar) ini, yang karenanyalah para rasul diutus, kitab-kitab diturunkan, dan pedang-pedang dihunus. 

Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan atas jasanya bagi Islam dan kaum muslimin. Sungguh beliau telah berbuat sangat baik dan memberikan faedah. Beliau telah menjelaskan akidah Salafush Shalih setelah sebelumnya pudar dan beliau menggoreskan penanya dengan leluasa, lalu beliau memulai penjelasan dan mengulangi penjelasan, hingga beliau mencabut kesyirikan dari wilayah Najd setelah sebelumnya kesyirikan itu terbangun, dan beliau mengokohkan Islam, sehingga penduduk kota maupun desa mendapat penerangan darinya. 

Akan engkau temui – insya Allah – perkara-perkara yang menyejukkan dada, berupa kebenaran yang murni dan agama yang jelas, yang tidak tercampuri oleh agama jahiliah.

Penerjemah: Febby Angga

Posting Komentar