Pokok Agama Ada Tiga

Pokok Agama Ada Tiga

Dan beliau — semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya — juga memiliki risalah:

Jika dikatakan kepadamu,

"Siapa Rabbmu?"

Maka katakanlah,

"Rabbku adalah Allah."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa makna ar-Rabb?"

Maka katakanlah, 

"Yaitu Yang Diibadahi (al-Ma’bud), Yang Memiliki (al-Malik), Yang Mengatur (al-Mutasharrif)."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa makhluk-Nya yang terbesar yang engkau lihat?" 

Maka katakanlah,

"Langit dan bumi."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Dengan apa engkau mengenali-Nya?"

Maka katakanlah,

"Aku mengenali-Nya dengan tanda-tanda (kekuasaan)-Nya (ayat-ayat-Nya) dan makhluk-makhluk-Nya."

Dan jika dikatakan kepadamu,

"Apa tanda-tanda (kekuasaan)-Nya (ayat-ayat-Nya) yang paling agung yang engkau lihat?" 

Maka katakanlah, "Malam dan siang."

Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam." [QS. al-A'raf:2 54]

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa makna (kata) Allah?" 

Maka katakanlah,

"Maknanya adalah Pemilik Uluhiyyah (hak untuk diibadahi) dan Ubudiyyah (penghambaan) atas seluruh makhluk-Nya."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Untuk apa Allah menciptakanmu?"

Maka katakanlah,

"Untuk beribadah kepada-Nya."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa (bentuk) ibadah kepada-Nya?"

Maka katakanlah,

"Menauhidkan-Nya (mengesakan-Nya dalam ibadah) dan menaati-Nya."

Maka jika dikatakan kepadamu, "Apa dalil atas hal itu?"

Maka katakanlah:

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." [QS. adz-Dzariyat: 56]

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa yang pertama kali Allah wajibkan atasmu?"

Maka katakanlah,

"Kufur kepada tagut dan iman (beriman) kepada Allah."

Dalilnya adalah firman-Nya,

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa yang kufur kepada tagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (al-'Urwah al-Wutsqa) yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [QS. al-Baqarah: 256]

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa itu al-'Urwah al-Wutsqa (buhul tali yang amat kuat)?"

Maka katakanlah,

"Kalimat 'La ilaha illallah' dan makna 'La ilaha' adalah penafian dan makna 'illallah' adalah penetapan.

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa yang engkau nafikan (tiadakan)? Dan apa yang engkau itsbat-kan (tetapkan)?" 

Maka katakanlah, 

"Aku menafikan (meniadakan) segala sesuatu yang diibadahi selain Allah dan menetapkan ibadah hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa dalil atas hal itu?"

Maka katakanlah:

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah (ibadahi).'" [QS. az-Zukhruf: 26]

Ini adalah dalil penafian.

Sedang dalil penetapan,

إِلاَّ الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
"'Akan tetapi (aku menyembah) Rabb yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.'" [QS. az-Zukhruf: 27]

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa perbedaan antara tauhid Rububiyyah dan tauhid Uluhiyyah?" 

Maka katakanlah,

"Tauhid Rububiyyah adalah perbuatan Rabb (pengesaan Allah dalam perbuatan-Nya), seperti menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dan mengatur segala urusan. Sedang tauhid Uluhiyyah adalah perbuatan hamba (pengesaan Allah dalam peribadahan hamba), seperti doa, rasa takut (khauf) harapan (raja', tawakal, tobat (inabah), penuh harap (raghbah), cemas/takut akan azab (rahbah), nazar (nadzar), meminta pertolongan dalam kesulitan (istigasah), dan selain itu dari jenis-jenis ibadah."

Maka jika dikatakan kepadamu,

"Apa agamamu?"

Maka katakanlah,

"Agamaku adalah Islam dan pokok serta kaidahnya ada dua perkara:

Pertama, perintah untuk beribadah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, penekanan atas hal tersebut, loyalitas padanya, dan mengafirkan orang yang meninggalkannya.

Kedua, peringatan dari kesyirikan dalam beribadah kepada Allah, kecaman keras mengenai hal itu, permusuhan karenanya, dan mengafirkan orang yang melakukannya.

Islam dibangun di atas lima rukun, yaitu kesaksian bahwa tidak ada ilah (sesembahan)  selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu (menempuh perjalanan ke sana).

Dalil syahadat adalah firman-Nya Ta'ala,

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS. Ali 'Imran: 18]

Dan dalil bahwa Muhammad adalah utusan Allah adalah firman-Nya Ta'ala,

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." [QS. al-Ahzab: 40]

Dan dalil mengenai kemurnian dalam beribadah, salat, dan zakat adalah firman-Nya Ta'ala,

وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

"Padahal mereka tidak disuruh selain supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (hanif), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." [QS. al-Bayyinah: 5]

Dan dalil puasa adalah firman-Nya Ta'ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." [QS. al-Baqarah: 183]

Dan dalil haji adalah firman-Nya Ta'ala,

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." [QS. Ali 'Imran: 97]

Penerjemah: Febby Angga

Posting Komentar