Mengetahui Risalah yang Allah Utus Dengannya
Dan beliau — semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya — berkata:
Ketahuilah — semoga Allah merahmatimu — bahwasanya hal terpenting yang wajib atasmu adalah mengetahui risalah (pesan/ajaran) yang Allah utus untukmu karena sesungguhnya ia adalah pokok dan landasan ilmu.
Renungkanlah firman-Nya Ta'ala,
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدىً فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Kami berfirman, 'Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.'" [QS. al-Baqarah: 38]
Dan firman-Nya Ta'ala,
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُوراً وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلاً لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزاً حَكِيماً
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS. an-Nisa': 163-165]
Adapun mengenai pengetahuan tentang bagian kita dari ajaran para rasul (yakni rasul yang diutus kepada kita), maka terdapat dalam firman-Nya,
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِداً عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذاً وَبِيلاً
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Makkah) seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat." [QS. al-Muzzammil: 15-16]
Jika engkau memahami ini dengan pemahaman yang baik, akan mudahlah bagimu mengetahui agamamu. Akan tetapi, tidak ada yang mengetahuinya dengan pengetahuan yang baik, kecuali orang yang mengetahui kondisi kebanyakan manusia, yaitu bahwasanya mereka hanya mengikuti tradisi orang-orang sezaman mereka dan mereka tidak bertanya (baca: mempelajari) tentang perkara agung ini, yang mana Allah berfirman tentangnya,
قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ
"Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling daripadanya.'" [QS. Shad: 67-68]
Dan firman-Nya,
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ عَنِ النَّبَأِ الْعَظِيمِ الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
"Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar (hari berbangkit), yang mereka perselisihkan tentang ini." [QS. an-Naba': 1-3]
Penerjemah: Febby Angga
Posting Komentar